Berbagi informasi, review, foto, video maupun tutorial yang lagi ngetren di Indonesia.

Belajar Makna Diri dari Film Filosofi Kopi

Sabtu, 11 April 2015

Belajar Makna Diri dari Film Filosofi Kopi

 

Film bergenre kuliner memang bukan jenis film yang populer di Indonesia. Sejak awal kebangkitan film di tahun 2000, film Indonesia dipadati oleh genre film tradisional yang selalu laris di pasaran. Film action, horor, romcom (romantic comedy) serta drama. Tak heran, film-film jenis ini selalu ditunggu-tunggu kemunculannya di bioskop-bioskop di Indonesia.

film-Filosofi-Kopi

Walau begitu, ada banyak produser yang berani melawan arus dengan mengusung tema-tema baru dalam perfilman. Belajar dari kesuksesan film-film di luar mainstream yang meraih kesuksesan, para pebisnis di dunia film mulai berani mengeksplorasi wilayah lain yang sejatinya memang menarik untuk diangkat.

Salah satu film yang cukup menarik untuk disimak di bulan ini adalah film Filosofi Kopi. Film besutan Angga Dwimas Sasongko ini mulai premier sejak kemarin di bioskop-bioskop Indonesia. Bergenre drama, film ini menjanjikan banyak pengalaman baru bagi para penikmat drama dan juga pecinta kopi. Film ini dibintangi oleh sejumlah nama beken seperti Chicco Jerikho, Rio Dewanto, dan Julia Estelle.

Berkisahkan dua orang sahabat, Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) yang punya sebuah bisnis kedai kopi bernama Filosofi Kopi. Sejatinya, Ben adalah seorang peracik kopi yang handal. Namun, dalam menjalankan bisnis kedai kopinya, Ben mengalami tantangan sulit ketika bisnis yang dikelolanya dililit utang. Demi menyelamatkan bisnisnya, Ben menerima tantangan dari seorang pengusaha untuk membuat sebuah racikan kopi terbaik yang mampu dia buat.

Dan akhirnya Ben pun sukses meladeni tantangan pengusaha tersebut sehingga dia berhasil membuat sebuah racikan kopi yang diberikan nama Perfecto. Namun, jalan lain ke petualangan yang lebih seru tiba-tiba hadir. Seorang food blogger bernama El (Julia Estelle) yang kebetulan mencicipi Perfecto racikan Ben, melontarkan tantangan baru pada Ben. Dia mengatakan bahwa ada racikan kopi yang lebih enak daripada kopi racikan Ben tersebut. Merasa tertantang, Ben dan Jodi mencari kopi yang dinamakan Kopi Tiwus tersebut.

Untuk lebih menghadirkan warna yang cozy dari film ini, Angga mengajak sejumlah musisi handal untuk terlibat langsung dalam scoring film ini. Nama-nama beken seperti Glenn Fredly, Dee Lestari dan band baru SVARNA Band turut andil dalam memberikan warna baru dalam film ini.

Yang fenomenal dari film ini tentu saja biaya produksinya. Angga mengklaim bahwa film ini telah menghabiskan 10 Milliar dalam proses produksi dan promosi. Film yang disponsori juga oleh PT Torabika ini berhasil mengundang atensi masyarakat luas. Oleh karenanya, untuk memperkuat aspek pemasaran, Angga berinisiatif membuat aplikasi smartphone bernama Filosofi Kopi. Aplikasi ini bertujuan menjaring pendapat dan minat pemirsa terkait jalannya film ini. Kita sempat mengecat mobil jadi warna putih, karena nggak ada yang warna putih. Warna putih dipilih langsung secara voting oleh calon penonton (melalui aplikasi di ponsel pintar),” ucap Angga.

Dengan model user generated movie ini, tentu saja film Filosofi Kopi layak dimasukkan dalam list tontonan akhir pekan Anda bersama teman atau keluarga. Tertarik menontonnya?